Ada dua penyebab utama
kebutaan dan penurunan daya penglihatan. Keduanya sama-sama menakutkan, yaitu
formasi katarak dan degenerasi macular, karena faktor usia. Operasi bisa
menjadi solusi. Namun, kalau nutrisi sehat bisa menjadi alternatif, mengapa tak
dicoba?
Orang
bijak bilang, mata adalah jendela menuju dunia. Itu sebabnya, kesehatan mata
harus selalu dijaga, kalau tetap ingin manikmati keindahan dunia. Nah,
perawatan mata ini bisa juga dilakukan dengan mengkonsumsi makanan sehat yang
mengandung vitamin tertentu. Sejauh mana sebenarnya hubungan antara makanan dan
kesehatan mata ?
Musuh
Alami
Untuk menjawabnya, mari kita bahas dahulu, mengapa kualitas indra penglihatan menusia, sedikit demi sedikit (seiring pertambahan usia) mengalami penurunan. Salah satu penyebabnya adalah musuh bebuyutan sekaligus alami lensa mata, yakni sinar mentari. Padahal, sinar itu kita hadapi saban hari, tak peduli saat beraktivitas maupun santai.
Untuk menjawabnya, mari kita bahas dahulu, mengapa kualitas indra penglihatan menusia, sedikit demi sedikit (seiring pertambahan usia) mengalami penurunan. Salah satu penyebabnya adalah musuh bebuyutan sekaligus alami lensa mata, yakni sinar mentari. Padahal, sinar itu kita hadapi saban hari, tak peduli saat beraktivitas maupun santai.
“Sel-sel
lensa menghasilkan seperangkat protein yang dinamakan kristalin. Protein ini
berfungsi seperti serat optik, yang menyaring cahaya melalui lensa ke retina”,
jelas Allen Taylor, ahli ilmu kimia bioorganik asal Tuft
University, Boston,
Massachussets, AS.
Lensa
mata itu mesti dapat berfungsi seumur hidup manusia yang memilikinya. Unsur
merah, biru, hijau, kuning dan ultraviolet (UV) dapat menembus lensa trasparan
tersebut. Dari semua unsur-unsur tadi, UV bisa merusak lensa, sedangkan sinar
biru berpotensi merusak retina, yang tugasnya sebagai membran sensor pelapis
mata, serta penerima gambar-gambar bentukan lensa.
Ada pula hasil proses
alami metabolisme, yakni radikal bebas yang juga dapat menyebabkan kerusakan.
Jika tidak dinetralisasikan oleh antioksidan, oksidasi yang terlalu lama
berpeluang merusak lipid, protein dan komponen lensa mata lainnya.
Akibatnya, lensa semakin keruh, dari sebelumnya transparan menjadi buram.
Kekeruhan ini biasa disebut katarak.
Antioksidan
dalam hal ini yaitu senyawa pada makanan yang membantu dipertahankannya sel dan
jaringan pada lensa dan organ-organ sehat lainnya. Di dalam lensa mata,
terkandung sejumlah besar vitamin C, E, juga lutein dan zeaxanthin.
“Semakin menumpuk protein rusak, semakin keruh lensa”, jelas Taylor.
Untungnya,
selain menemukan sebab-sebab kerusakan, Taylor
juga mendapati, gizi yang protektif dan kaya antioksidan merupakan solusi
termurah dan paling praktis untuk menghambat katarak. Apalagi jika dibandingkan
dengan biaya masuk kamar operasi.
Banyak
Faktor
Ada tiga bagian pada
lensa yang biasa terkena dampak katarak, yakni nuclear, cortical,
dan posterior subcapsular (PSC). Nuclear dan cortical
berhubungan dengan usia, sedangkan posterior subcapsular lantaran
diabetes.
Dari
ketiga bagian itu, kekeruhan pada lensa nuclear paling sering diteliti.
Paul Jacques, kepala Nutritional Epidomiology Program pada HNRCA, besama
sejumlah koleganya pernah meneliti soal ini. Tahun 2001 dia melaporkan, nutrisi
antioksidan turut berperan dalam pencegahan katarak nuclear.
Penelitian
Taylor dan kawan-kawan membuktikan, wanita dengan konsumsi vitamin C dan E,
riboflavin, folat, beta-karoten, lutein dan zeaxanthin tertinggi
ternyata memiliki kecenderungan terkecil menderita kekeruhan nuclear
ketimbang wanita pengkonsumsi nutrisi rendah. Pemakan suplemen vitamin C selama
sedikitnya 10 tahun juga cenderung terhindar dari kekeruhan nuclear,
ketimbang mereka yang tidak pernah menenggak suplemen vitamin C.
Taylor, Jacques dan para
koleganya juga melaporkan penemuan serupa tahun 2002, ketika mereka sedang
meneliti keberadaan katarak cortical dan PSC pada sejumlah sukarelawan.
Penemuan itu menguatkan peran vitamin C dalam mengurangi resiko katarak cortical
pada wanita berumur kurang dari 60 tahun. Mereka juga mengindikasikan, wanita
pengkonsumsi banyak karoten memiliki resiko katarak PSC kecil, apalagi jika
dikombinasikan dengan tidak merokok.
Wanita
yang secara teratur mengkonsumsi vitamin E tidak akan mengalami kerusakan cepat
pada lensa mata, sebagaimana dijelaskan Taylor
di pertemuan Association for Research in Vision and Ophtalmology di Fort Lauderdale, Florida.
“Laju peningkatan kekeruhan nuclear – lima tahun sesudah dilakukannya
tes awal – lebih rendah 30% di kalangan wanita yang mengkonsumsi suplemen
vitamin E selama sedikitnya 10 tahun, ketimbang mereka yang tidak pernah
mengkonsumsi vitamin E”, timpal Jacques.
Sebuah
penelitian lain menyelidiki hubungan antara indeks massa tubuh, lingkar pinggang, diabetes dan
munculnya katarak akibat pertambahan usia pada wanita. Hasilnya, menguatkan
temuan-temuan lainnya, bahwa diabetes adalah faktor resiko yang kuat bagi kekeruhan
PSC dan bahwa lemak perut serta obesitas mungkin berkaitan dengan PSC.
Sayangnya,
hadirnya beberapa variabel tertentu memperumit penelitian tentang kaitan
nutrisi dan berkurangnya daya penglihatan lantaran faktor usia. “Definisi
katarak bisa berbeda dari satu penelitian ke penelitian lainnya. Banyaknya
metode untuk meneliti pengkonsumsian atau status nutrisi, misalnya antioksidan,
juga memperumit masalah”, ungkap Jacques. “Memang masih banyak pertanyaan yang
harus dijawab”, tambah Jacques.
Bintik
Kuning
Pada
usia diatas 55 tahun, degenerasi macular karena usia merupakan penyebab
utama kebutaan dan rusaknya penglihatan. Hal ini terjadi karena rusaknya
sel-sel dalam retina yang peka terhadap cahaya. Fokusnya adalah bintik kuning (yellow
spot) selebar 3 mm, disebut macular latea, letaknya di bagian
belakang-tengah mata, yang membuat mata kita fokus, sehingga kita dapat membaca
atau melihat sebuah foto.
Namun,
pada mata yang “tua”, protein yang teroksidasi mulai menumpuk dan menimbulkan
masalah. Untunglah, di dalam retina terkonsentrasi dua jenis karoten, yakni lutein
dan zeaxanthin , yang membantu melindungi mata dengan menyerap cahaya
biru dan menetralisasi radikal bebas. Kedua karoten ini ada di makanan dan
plasma darah, yang mengalir melewati macular melalui pembuluh darah
retinal.
Penderita
degenerasi macular memiliki kadar zeaxanthin dan lutein
lebih rendah ketimbang orang normal, sehingga fungsinya sebagai antioksidan
pelindung tak maksimal. Pakar biokimia nutrisi, Elizabeth J. Johnson, lewat
penelitian membuktikan, telur lebih mudah dijadikan sumber lutein
dibandingkan dengan sumber vitamin konvensional lainnya, seperti bayam atau
suplemen.
Meski
kadar lutein pada telur hanya 1.5 mg, kalah dengan bayam yang mengandung
lutein 11 mg, “Tapi lutein daru telur bisa lansung masuk ke dalam
aliran darah”, tandas Elizabeth. Tentu saja, bukan Cuma telur yang harus diburu
untuk memperbaiki atau mempertahankan kualitas penglihatan.
Namun,
para peneliti itu paling tidak sudah menunjukkan, sejalan dengan Proyek AREDS (Age-related
Eye Disease Study) yang telah berlangsung selama tujuh tahun, bahwa resiko
“degenerasi macular lantaran usia” telah berkurang pada mereka yang
mengkonsumsi vitamin C dan E, beta-karoten, dan seng sedikitnya selama enam
tahun.
Nutrisi
makin diyakini perannya dalam membantu mempertahankan daya penglihatan. Meski
operasi masih dianggap sebagai solusi paling masuk akal buat penderita katarak,
ongkosnya jelas tak murah. Sedangkan jalan keluar buat degenerasi macular
karena usia lewat jalur bedah dianggap belum optimal. Itu sebabnya, olah
vitamin menjadi pilihan menarik.
Oleh
Dharnoto
Intisari
edisi Mei 2004
Informasi
Penting
Zat Gizi dan Sumbernya
Zat Gizi dan Sumbernya
- Vitamin A (minyak ikan, hati, wortel, dan kentang manis)
- Lutein dan zeaxanthin (telur ayam, bayam, dan sayutan hijau lainnya)
- Vitamin C (sayuran hijau, strawberi, brokoli, jeruk, dan semangka)
- Bioflavonoid (ada di buah-buahan mengandung sitrus, ceri, anggur dan plum)
- Vitamin E (biji bunga matahari, kacang almond, dan hazelnut)
- Selenium (kacang brazil, dan makanan laut)
- Seng (tiram, gandum, dan kacang-kacangan)
- Asam lemak (ikan salmon, makarel, dan ikan air tawar)
Mereka
Baik untuk Mata
Jeruk Kaya vitamin C, berfungsi sebagai antioksidan yang berkhasiat melumpuhkan radikal bebas penyebab penuaan sel, sehingga berguna untuk mencegah katarak.
Jeruk Kaya vitamin C, berfungsi sebagai antioksidan yang berkhasiat melumpuhkan radikal bebas penyebab penuaan sel, sehingga berguna untuk mencegah katarak.
Anggur
Ekstrak
biji anggur mengandung proantosianidin. Lebih kuat dari vitamin C dan E,
antioksidan ini bahkan bisa memperbaiki penglihatan dan mengembalikan fungsi
retina, terutama yang rusak akibat perdarahan pembuluh darah di mata dan
ketidakseimbangan gula darah.
Ubi
jalar UNICEF
dan WHO menyarankan agar wanita dan anak-anak mengkonsumsi ubi jalar merah
secara rutin, untuk menangkal akibat buruk dari kekurangan vitamin A.
Nenas
Vitamin
dan mineral utama yang terkandung dalam nenas adalah vitamin C, B kompleks,
beta-karoten (pro-vitamin A), Fe, Mg, Ca, Cu, Zn, Mn dan K.
Ikan
laut Ikan
sardin dan tuna adalah sumber DHA (docosahexaenoid acid), salah satu
jenis asam lemak omega 3, yang berperan penting dalam pembentukan retina mata.
Awas
Overdosis
Vitamin
A juga dikenal sebagai antioksidan penggempur radikal bebas penyebab berbagai
penyakit degeneratif. Kadar vitamin A yang tinggi pada wortel (Daucus carota)
membantu fungsi retina mata. Bahkan, selama Perang Dunia II, pilot-pilot
pesawat tempur Sekutu diperintahkan makan wortel untuk mempertajam penglihatan
mereka.
Tapi,
hati-hati, terlalu banyak mengkonsumsi wortel (50 mg per hari) dalam 10 hari
akan membuat warna kulit menjadi jingga kekuningan. Ini disebabkan tubuh tidak
mampu menyerap karoten yang berlebih, atau justru tubuh tidak mampu memproses
karoten yang terdapat di dalam wortel. Namun, bisa juga karena liver (hati)
Anda bermasalah. Kalau sudah begitu, stop dulu makan wortel, tunggu hingga
kondisi pulih dalam beberapa hari.
Pada
bayi overdosis vitamin A juga bisa membuat tulang mereka menjadi rentan dan
sangat rapuh. Jadi, ya hati-hati!